Jumat, 19 Oktober 2012

4Sahabat Rasulullah SAW.


1.     Abu Bakar Ash Shiddiq
Benar, membenarkan, dan dibenarkan. Mengapa? Karena teguh untuk yakin pada apa yang berasal dari sisi Allah dan RasulNya. “Andaikan iman seluruh manusia ditimbang pada suatu dacing dan iman Abu Bakar pada dacing yang lain, niscaya iman Abu Bakar lebih berat.” Subhanallah!
2.     Umar Al-Faruq
Ia, sesosok yang tak pernah menyembunyikan perasaannya. Jujur pada dirinya, jujur pada Allah, jujur pada manusia. Blak-blakan, keras, tak kenal takut. “Bukankah kita berada diatas kebenaran? Bukankah mereka berada diatas kebathilan? Bukankah kalau kita mati, kita masuk surga dan mereka masuk neraka?” Maka benarlah kata-kata Ibnu Mas’ud, “Islamnya ‘Umar adalah kemenangan, hijrahnya ‘Umar adalah pertolongan, dan kepemimpinannya adalah rahmat bagi orang beriman.”
3.     ‘Utsman Dzun Nurain
Si pemalu berakhlak mulia. Malu tak hanya pada manusia, tetapi lebih dari pada itu, pada Allah. Mandinya ‘Utsman tidak dilakukan kecuali dalam rumah yang terkunci rapat, tertutup semua lubangnya, dikamar yang paling terlindungi dan terkunci, dalam sebuah bilik rapat dikamar itu, dan dipasang selubung kain yang tinggi. Itupun ‘Utsman masih tak bisa menegakkan punggung karena rasa malu. Ia selalu malu pada Allah. Ia malu, jika nikmat-nikmat Allah tak ia nafkahkan dijalan-Nya. “Tidak akan membahayakan ‘Utsman,” sabda sang Nabi, “Apapun yang dia lakukan setelah hari ini.” Dan ‘Utsman semakin malu..
4.    ‘Ali yang Ceria
Ceria mengajarinya keberanian untuk tidur menggantikan Rasulullah disaat teror pembunuhan mengepung kediaman beliau yang kecil. Ceria mengajarinya berlari-lari menyusur padang pasir sejauh 400 km untuk hijrah seorang diri dalam kejaran musuh. Ceria yang mengajarinya berolok-olok pada Amir ibn Abdu Wudd, jagoan Quraisy yang menantang perang tanding dalam peristiwa Khandaq.

Sumber                : Buku “Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim.”
Karya     : Salim A. Fillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar